8.10.08

Idhul Fitri 1429 H - Demam Berdarah

1 Syawal 1429 = 1 Oktober 2008

Bulan ramdhlan tahun 2008, sangat mengesankan. Anak-anak libur dan kami semua bisa berkumpul. Istri memutuskan untuk berlebaran di Jakarta dan kami memutuskan tidak berlebaran di kampung (Banda Aceh). Sangat menyenangkan. Satu malam si Bungsu yang duduk di Bangku SMP ngotot pengen menyaksikan Laskar Pelangi setelah dia menyelesaikan membaca Novelnya, kini memburu film-nya, dua kakak laki-laki si Bungsu lebih tertarik bermain game tampaknya.

Meski keluarga kami merayakan Lebaran dengan cara kurang Lazim, karena 3 anak kami memilih berlebaran di rumah Nenek dan kami tetap di Jakarta, tapi tidak mengurangi kegembiraan Lebaran. Setelah bersalaman lebaran dengan kakak-kakak (seremonial yang sudah saya laksanakan lebih 40 kali), kami memutuskan mengunjungi kakak yang lain di Kota Bandung. Persis tanggal 1 Syawal 1429 H bertepatan dengan 1 Oktober 2008, di sore hari dengan mendung menggantung, Aku dan Istriku bagaikan dua sejoli remaja usia sekolah SMA, menikmati perjalanan sambil bercanda, kadang menyanyi kecil, melupakan segala kepenatan sebagai manusia dewasa. Kami masih bisa terbahak-bahak di tengah kemacetan lalu lintas jalan Tol Cawang - Cikampek, kemacetan yang tidak terduga dan sangat serius. Kami berpikir bahwa pada hari H lebaran, tidak ada lagi kemacetan, bisa jadi ada ribuan orang berpikir sama dengan kami dan akibatnya jalan Tol Cawang - Cikampek yang 90% didominsai mobil pribdai (menurut siaran Radio Pemantau Jalan Tol), mengalami kepadatan tinggi, seluruh terminal peristirahatan penuh sesak dengan mobil dan manusia tentu saja.

Perjalanan Bekasi - Bandung, biasanya bisa ditempuh dengan 90 sampai 120 menit dengan memilih jalur jalan Tol dengan biaya rp 40.500,- :=)) Tapi pada tanggal 1 Oktober 2008, waktu tempuh menjadi 340 menit ..... :=)) Namun karena kami melaluinya dengan kegembiraan, perjalanan sore sampai menjelang malam diguyur hujan lebat tetap menjadi sangat menarik dan mengesankan.

3 Oktober 2008
Setelah deal dengan Istri dan saling setuju untuk memilih jalur Bopunjur dalam perjalanan kembali dari Bandung ke Jakarta, Pukul 10.00 kami meluncur, jalur masuk cianjur padat. Lagi-lagi kamu menduga ada ribuan orang berpikir sama dengan kami, sambil pulang lebaran, sekalian liat-liat pemandangan. Lepas kota Cianjur, jalur menuju Puncak ditutup dan seluruh kendaraan dialihkan melalui jalur Sukabumi :=)). Kami tetap ingin melalui puncak, sehingga mengikuti beberapa kendaraan yang kami duga mengetahui jalur alternatif. Masuk ke Cibodas sekitar Pukul 13.00 dan memutuskan untuk singgah di Taman Bunga Nusantara .... wowo pengunjung penuh sesak, kafe tidak lagi tersisa makanan. Kami masih bisa menikmati berbagai jenis bunga dengan berjalan kaki dan menumpang mobil wira wiri Istri pasti bisa bercerita lebih seru tentang Bunga, karena beberapa hari menjelang lebaran menyempatkan diri mengunjungi markas-markas penujaul dan pembiak adenium ada sekitar 40 batang dibawa ke rumah cikunir untuk transit sementara sebelum diunduh ke Home sweet Home di Banda Aceh.

Sekitar Pukul 16.00 kami meninggalkan Taman Bunga Nusantara, dan langsung terjebak kemacetan berat, mobil bergerak sangat jarang, waktu menunggu terlalu panjang sehingga musti mematikan mesin untuk menghemat bahan bakar. Satuan Lalu Lintas POLRI memutuskan menutup jalur Bogor - Puncak dan menjadikan Jalur Puncak - Bogor menjadi satu arah cukup membuat lalu lintas sedikit lancar, tapi tidak seketika menyelesaikan masalah kemacetan.

akhirul khalam, kami tiba di rumah cikunir pukul 22.00 jadi persis 12 jam perjalanan Bandung - Jakarta dengan singgah di Taman Bunga Nusantara dan Makan sate.

4 Oktober 2008
2 (dua) anak kami mendahului rombongan untuk pulang ke Jakarta, kami menjemput ke Terminal Bus Damri di Gambir, makan malam bersama dan mendengarkan cerita lebaran. Semuanya berjalan baik-baik saja.

5 Oktober 2008

Si Sulung terbang ke Banda Aceh dengan penerbangan pagi hari, jadwal penerbangan pukul 08.45 molor menjadi 12.00 :=)) Tapi semua berjalan baik-baik saja dan tidak ada hal istimewa. kami berdua memutuskan mengunjungi beberapa keluarga di Jakarta setelah mengantar si sulung ke Bandara. Anak tengah (No. 2) asyik dengan Game dan tampaknya baru mengunduh Game Baru.

Pukul 01.00 si tengah bernama Dimas Gallantino, mengetuk kamar kami, istriku terbangun dan mendapatkan si Anak dalam kondisi demam tinggi, istriku mengompress dengan air dingin, dan aku masih terlelap karena kelelahan. Pukul 0300 istriku membangunkankan dan kami bergantian menjaga anak yang masih demam tinggi. Kompress air dingin satu-satunya hal yang bisa kami lakukan, selain memberikan obat turun panas.

6 Oktober 2008

Aku memutuskan pergi ke Kantor, Gallantino masih demam, kupikir perlu ke kantor barang 1 atau 2 jam untuk melihat situasi hari pertama masuk kerja. Pukul 13.00, istri mengabarkan demam tidak turun dan anak mulai mengigau .... wah, aku buru2 pulang dan hanya membutuhkan 40 menit perjalanan karena jakarta masih lengang dengan suasana lebaran.

Pukul 16.00 kami memutuskan membawa anak ke dokter, dan kami benar2 kurang mengenal wilayah sekitar sehingga kami menyusuri saja jalan dan akan berhenti bila ada Klinik atau Dokter Praktek, sekitar pukul 17.00 bertemu Rumah Sakit Budi Lestari meski mungkin sudah puluhan kali melintas di depan Rumah Sakit tersebut, aku sendiri tidak menyadari bahwa disitu ada bangunan Rumah Sakit yang aktif.

Dokter memeriksa dan menyarankan untuk merawat inap sang anak, suhu 39 derajat celcius menurut termometer rumah sakit. Contoh darah diambil, dan kami melakukan chek-in di Rumah sakit, malam itu kami tidur di rumah sakit, sementara sang anak Tidur Nenyak setelah diberi makan dan obat oleh pihak rumah sakit.

7 Oktober 2008

Gallantino tampak lebih segar, hasil pemeriksaan lab menunjukkan Trombosit 197.000 kami masih merasa tenang, karena menurut standar lembaran lab, dianggap Normal bila trombosit menunjukkan nilai 150.000 s/d 400.000. Kami memutuskan untuk sejenak meninggalkan rumah sakit pagi hari untuk kembali setelah menempatkan pakaian kotor, membeli beberapa keperluan, buah-buahan dan JUS JAMBU sesuai pemahaman kami akan mampu membantu penderita Demam Berdarah karena Galan doicurigai oleh dokter terkena demam berdarah. Istriku sempat menghadiri sebuah meeting di Bilangan Jl Jend Sudirman.

Setelah seharian terlihat segar dan Galan selalu makan apa saja dengan Lahap, pukul 01.00 suhu badan meningakat tajam, sehingga tidak bisa tidur nyenyak. Kami menduga dia terlalu banyak Nonton TV karena merasa segar.

8 Oktober 2008

Pukul 10.00 kami tinggalkan Galan di RS yang tak lama kemudian Neneknya datang menjenguk, memijit dan menjaga Galan. Pukul 16.00 kami kembali ke RS dan mulai was-was ketika melihat hasil pemeriksaan Lab Trombosit Galan menunjukkan hasil 141.000, turun tajam dari tgl 7 Oktober 2008 dengan angka 197.000 ....

Sungguh kami mulai was...was.....

2 comments:

  1. hahaha...:))
    blog nya kena iklan ber-referensi lagi.

    Oya cepat sembuh si-Galan.
    Sebagai OrTu harus tetap semangat dan berdoa :)

    ReplyDelete
  2. Anonymous11:15

    opotumon.blogspot.com is very informative. The article is very professionally written. I enjoy reading opotumon.blogspot.com every day.
    payday advance loans
    faxless payday loans

    ReplyDelete

Note: Only a member of this blog may post a comment.