22.4.10

Tentang Tuhan (Bagian : I )

Hal paling sulit dalam hidupku adalah memilih berpendapat Tuhan itu ada atau Tiada. Berpendapat bahwa Tuhan Tiada di Negara Republik Indonesia, tidaklah mudah, apabila seseorang secara Jujur menyatakan keraguannya terhadap keberadaan Tuhan, bukan hanya akan berhadapan dengan instrumen pengurus negara secara menyakitkan, tetapi juga akan mendapatkan caci maki dari kakak, adik, orangtua, tetangga, teman, keluarga. Tidak sedikit oragnisasi di Republik Indonesia yang bersedia menjalankan Hukuman Mati, bagi siapa saja yang Tidak Mengakui Keberadaan Tuhan. Karenanya, siapa saja Manusia yang hidup apalagi menjadi warga negara Republik Indonesia, diharuskan mengakui bahwa Tuhan Itu ada, baik mengakui dengan senang hati maupun Terpaksa. Adik, Kakak, Orangtua, saudara, tetangga, teman dan organisasi keagamaan serta instrumen Negara tidak peduli, apakah seseorang mengakui keberadaan Tuhan dengan Suka Cita atau Kebingungan, dengan Suka Rela atau Terpaksa. Hanya ada satu hal : Manusia Indonesia harus mengakui keberadaan Tuhan.

Uniknya, tanda seorang Manusia si Republik Indonesia mengakui keberadaan Tuhan, adalah dengan MEMELUK AGAMA, dan Jenis Agama yang diakui oleh Negara juga dimasukkan dalam aturan Negara, entah apa namanya. Artinya, bahkan ketika seseorang Yakin dan Mengakui Keberadaan Tuhan, dia hanya boleh menempuhnya dengan satu jalan : AGAMA. Intrumen Negara dan Organisasi Masyarakat, akan merasa Aneh bila seseorang mengakui keberadaan Tuhan, tapi tidak memeluk salah satu Agama. Sampai aku berpikir, bahwa Republik Indonesia, senang mengatur segala hal, termasuk mengatur cara mengakui keberadaan Tuhan. Menurutku ini sebuah penyempitan makna, pembatasan dan meremehkan Tuhan itu sendiri. Persoalannya, banyak manusia Merasa bangga dan wajib mewakili Tuhan. Termasuk dalam menghukum dan mencerca. Menurutku manusia-manusia seperti ini lebih keblinger dari Tuhan itu sendiri, meskipun menurut guru Ngaji saya Tuhan tidak Memiliki sifat Maha Kelinger. Dipandang dari sudut lain, semua tindakan mewakili Tuhan adalah sebuah Komedi, rumitnya Tuhan tidak memiliki sifat Maha Komedian, menurut banyak orang, menurutku Tuhan adalah eksistensi paling lucu, karena mampu menciptakan jutaan kelucuan sepanjang jaman :=))

Seringkali aku bertanya, mengapa dalam bermasyarakat dan bernegara, mengakui keberadaan Tuhan menjadi Maha Penting, bahkan lebih penting dari Keberadaan Tuhan itu sendiri. Menurutku, meskipun semua warga negara dan manusia yang hidup di wilayah Republik Indonesia mengakui keberadaan Tuhan, lebih banyak yang tidak peduli dengan keinginan Tuhan. Membahas keinginan Tuhan ini masalah yang sangat rumit, lebih rumit dari deret fabonaci atau paradoks fermat. Terlalu banyak manusia (Terutama yang disebut Pemuka/Tokoh Agama) Merasa mewakili Tuhan, sehingga keinginan mereka mereka anggap sebagai keinginan Tuhan he ... he ... he ... Bagiku, siapa saja yang merasa mewakili Tuhan atau mencoba mewakili Tuhan, mereka lebih rendah derajatnya dari Badut yang menjual kelucuan demi bertahan Hidup (Baca : Dapat Uang). Apakah aku berpendapat Badut memiliki derajat rendah, sama sekali tidak demikian. Badut adalah profesi paling mulia bila mereka berhasil. Keberhasilan badut adalah membuat manusia lain tertawa.

Aku sering bertanya : Apakah ada bedanya Tuhan ada dan Tiada di Republik Indonesia ini, tokh para Pejabat negara mengambil keputusan seenak udel mereka sendiri. Tokh para pengambil kebijakan menentukan segala hal semau mereka sendiri. Tokh banyak organisasi memilih bertindak sesuai keinginan sendiri. Menghakimi, memilih siapa yang salah dan yang benar menurut Pikiran mereka sendiri. Dalam hal ini aku sependapat dengan Almarhum Gus Dur, Tuhan cuma jadi kambing Hitam di Republik Indonesia ini.

Menurutku, dalam hal bernegara, mengatur kehidupan masyarakat dalam hal dagang, kehidupan sosial, pacaran, berpakaian, membangun jembatan, jalan raya, memproduksi mobil, menerbitkan surat ijin mengemudi, KTP, passport dll, ada baiknya jangan membawa-bawa Tuhan. Bila Tuhan memang ADA, Biarkan DIA menjalankan Kuasanya. Tokh kita semua mengakui Tuhan Maha Tahu, Maha Kuasa, Maha Cerdas, Maha Faham, Maha Toleran dan Maha yang lain. Sebuah Dzat dengan sekian banyak MAHA, tidak selayaknya dicampuri atau diatur. Tokh Kehendak Tuhan akan senantiasa berlaku dan tidak akan ada yang mampu menghalangi atau mencegah.

selamat merenungi keberadaan Tuhan .....

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.